Saya sedang berbaring di atas kasur di dalam kamar saya (Emang kamar siapa lagi? -_- masa kamar qaqaq-qaqaq cemesh sih?) ketika lagu This Is Me dari Demi Lovato sama Joe Jonas berdendang lembut dari telepon genggam saya. Entah siapa, setan mana yang tiba-tiba menyalakan lagu itu. Saya pun tidak langsung mencari tahu setan mana yang sok-sok-an romantis. Saya terus berbaring, menutup mata, mendengarkan bait demi bait kata yang diucapkan oleh para penyanyi.
Saya perlu membuka Google Translate sebelum saya benar-benar mengerti makna dari lagu tersebut.
Tell me if I'm wrong, tapi lagu itu bercerita tentang jadi diri sendiri dan terus mengejar mimpi, kan?
Apakah pencarian jatidiri juga termasuk dalam "menjadi diri sendiri"?
Apakah "menjadi diri sendiri" bisa membuat kita memiliki segala yang kita inginkan?
*Eaaa! kata-katanya sok imut deeeh qaqaq*
Baiklah! Lupakan pertanyaan-pertanyaan saya.
Saya hanya ingin berbagi pandangan hidup, menurut saya!
(Menurut saya loh ini. Bukan pandangan hidup menurut Bill Gates atau Hugh Jackman)
Dari lagu This Is Me, saya kok rada pesimis ya.
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
It's time to let you know
to let you know
This is real
This is me
I'm exactly where I'm supposed to be now
Gonna let the light shine on me
Now I've found who I am
There's no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me
Coba deh baca bagian "I'm exactly where I'm supposed to be now". Mungkin untuk si Demi, dia memang sudah berada tepat dimana dia seharusnya berada untuk terus menjadi dirinya sendiri dan nunjukkin kalo dia emang the shining star.
Masalahanya, ngga semua orang, termasuk saya, yang tahu atau bahkan sadar apakah tempat yang sekarang ini adalah memang "where I'm supposed to be" itu. Bayangin deh, kalo saya sadar dan tahu betul tempat sekarang ini adalah memang tempat saya untuk bersinar menjadi apa yang saya inginkan, mungkin saya ngga akan bobo-bobo sok imut di atas kasur sambil bayangin saya dinner dan nyiumin pipinya Adam Levine sekarang.
Kalo memang tempat yang sekarang adalah tempat yang tepat, saya sudah menjadi top model, penyanyi dengan suara nan merdu, presenter tv yang jenius, pembawa acara berita, businesswoman yang punya deposito di Bank triliunan rupiah, istri sholehah dari seorang lelaki yang sempurna, dan ibu sempurna bagi seorang balita yang luar biasa bertalenta.
See my points?
"Princess! Ngga ada yang sempurna! Ngga ada yang bisa dapetin semua mimpi dalam satu kehidupan."
"Trus, saya salah gitu kalo saya mikirnya kesana-kemari? Angan-angannya tentang ini dan itu? Dosa? Nyakitin hati kalian? Ngga, kan?"
Masalah sempurna dan ngga sempurna itu urusan Tuhan kali ya, yang di sini sih jalanin aja seadanya.
(Tuh kan saya mulai sok-sok-an bijak lagi)
Namun, bagian yang ini,
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
Hampir semua orang ngerasain, atau jangan-jangan cuma saya sendiri aja yang ngerasain hal itu?
Iya kali deh, kayaknya emang saya sendiri aja yang sampe sekarang masih menyembunyikan diri dan talenta yang ada di dalam diri saya.
*Apa talenta saya? Apa?*
Lalu, pertanyaan "Apa talentan yang saya miliki?" muncul kembali.
Suruh aja sana emak sama babe saya menjawab pertanyaan ajaib yang sampe sekarang masih belum bisa saya jawab dengan benar.
"Apa talenta saya?"
Menyanyi?
Melukis?
Menghibur?
Memimpin?
Menulis?
Membuat orang lain bahagia?
Berbicara?
Apa TALENTA saya?
Apa BAKAT saya?
Apa?
Saya mulai tertawa dan mengeluarkan airmata secara bersamaan. Kenapa lagu This Is Me harus diputar oleh setan itu, tadi? Kenapa harus lagu tentang mimpi? Kenapa bukan lagu-lagunya Kangen Band atau St12 aja sekalian? Biar galaunya ngga nanggung gitu!
Eh, sekarang saya malah bener-bener sedih dan galau!
Oooohhh...
This is real
This is me
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
But not this time
Maybe another damn time
When I'm ready to show people
That I'm more than just a sleeping beauty
Oooooohhhh lifee...
Saya perlu membuka Google Translate sebelum saya benar-benar mengerti makna dari lagu tersebut.
Tell me if I'm wrong, tapi lagu itu bercerita tentang jadi diri sendiri dan terus mengejar mimpi, kan?
Apakah pencarian jatidiri juga termasuk dalam "menjadi diri sendiri"?
Apakah "menjadi diri sendiri" bisa membuat kita memiliki segala yang kita inginkan?
*Eaaa! kata-katanya sok imut deeeh qaqaq*
Baiklah! Lupakan pertanyaan-pertanyaan saya.
Saya hanya ingin berbagi pandangan hidup, menurut saya!
(Menurut saya loh ini. Bukan pandangan hidup menurut Bill Gates atau Hugh Jackman)
Dari lagu This Is Me, saya kok rada pesimis ya.
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
It's time to let you know
to let you know
This is real
This is me
I'm exactly where I'm supposed to be now
Gonna let the light shine on me
Now I've found who I am
There's no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me
Coba deh baca bagian "I'm exactly where I'm supposed to be now". Mungkin untuk si Demi, dia memang sudah berada tepat dimana dia seharusnya berada untuk terus menjadi dirinya sendiri dan nunjukkin kalo dia emang the shining star.
Masalahanya, ngga semua orang, termasuk saya, yang tahu atau bahkan sadar apakah tempat yang sekarang ini adalah memang "where I'm supposed to be" itu. Bayangin deh, kalo saya sadar dan tahu betul tempat sekarang ini adalah memang tempat saya untuk bersinar menjadi apa yang saya inginkan, mungkin saya ngga akan bobo-bobo sok imut di atas kasur sambil bayangin saya dinner dan nyiumin pipinya Adam Levine sekarang.
Kalo memang tempat yang sekarang adalah tempat yang tepat, saya sudah menjadi top model, penyanyi dengan suara nan merdu, presenter tv yang jenius, pembawa acara berita, businesswoman yang punya deposito di Bank triliunan rupiah, istri sholehah dari seorang lelaki yang sempurna, dan ibu sempurna bagi seorang balita yang luar biasa bertalenta.
See my points?
"Princess! Ngga ada yang sempurna! Ngga ada yang bisa dapetin semua mimpi dalam satu kehidupan."
"Trus, saya salah gitu kalo saya mikirnya kesana-kemari? Angan-angannya tentang ini dan itu? Dosa? Nyakitin hati kalian? Ngga, kan?"
Masalah sempurna dan ngga sempurna itu urusan Tuhan kali ya, yang di sini sih jalanin aja seadanya.
(Tuh kan saya mulai sok-sok-an bijak lagi)
Namun, bagian yang ini,
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
Hampir semua orang ngerasain, atau jangan-jangan cuma saya sendiri aja yang ngerasain hal itu?
Iya kali deh, kayaknya emang saya sendiri aja yang sampe sekarang masih menyembunyikan diri dan talenta yang ada di dalam diri saya.
*Apa talenta saya? Apa?*
Lalu, pertanyaan "Apa talentan yang saya miliki?" muncul kembali.
Suruh aja sana emak sama babe saya menjawab pertanyaan ajaib yang sampe sekarang masih belum bisa saya jawab dengan benar.
"Apa talenta saya?"
Menyanyi?
Melukis?
Menghibur?
Memimpin?
Menulis?
Membuat orang lain bahagia?
Berbicara?
Apa TALENTA saya?
Apa BAKAT saya?
Apa?
Saya mulai tertawa dan mengeluarkan airmata secara bersamaan. Kenapa lagu This Is Me harus diputar oleh setan itu, tadi? Kenapa harus lagu tentang mimpi? Kenapa bukan lagu-lagunya Kangen Band atau St12 aja sekalian? Biar galaunya ngga nanggung gitu!
Eh, sekarang saya malah bener-bener sedih dan galau!
Oooohhh...
This is real
This is me
I've always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I've got to say
But I have this dream
Right inside of me
I'm gonna let it show
But not this time
Maybe another damn time
When I'm ready to show people
That I'm more than just a sleeping beauty
Oooooohhhh lifee...
No comments:
Post a Comment